TAMAN NASIONAL BUKIT TIGA PULUH (TNBT
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT) memiliki luas 144.223 Ha, dengan ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest), kawasan ini merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan dengan ekosistem yang unik dan berbeda dibandingkan dengan kawasan taman nasional lainnya yang ada di Indonesia. Bukit Tiga Puluh merupakan hamparan perbukitan yang terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan terletak di perbatasan Propinsi Jambi dan Riau, daerah ini merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sehingga membentuk sungai-sungai kecil dan merupakan hulu dari sungai-sungai besar di daerah sekitarnya. Beberapa jenis fauna yang dapat dijumpai di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh antara lain : Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang, Kancil, Babi Hutan, Burung Rangkong, Kuaw, dan berbagai jenis satwa lainnya. Sedangkan jenis flora langka yang diduga endemik di kawasan tersebut adalah Cendawan Muka Rimau (Rafflesia haseltii). Selain merupakan habitat dari berbagai jenis flora dan fauna langka dan dilindungi, kawasan TNBT juga merupakan tempat hidup dan bermukim beberapa komunitas suku terasing seperti Talang Mamak, Anak Rimba dan Melayu Tua, yang menjadikan kawasan ini menarik untuk dijelajahi.
Suku Talang Mamak adalah satu-satunya suku pedalaman yang masih hidup dan berkembang di pedalaman Kecamatan Seberida dan Pasir Penyu dengan populasi yang relatif kecil. Mereka hidup dengan memanfaatkan hasil hutan, menangkap ikan dan sebagainya. Disamping itu mereka juga sangat berpegang teguh pada kepercayaan dan kebudayaannya. Obyek lain yang dapat dilihat seperti Baju Bersyahadat dan pedang Perantas tanda kebesaran Patih Suku Talang Mamak di desa Talang Durian Cacar, Makam Suku Talang Mamak yang dibuat berbentuk Nisan dari kayu dan disusun menyerupai atap. Potensi wisata budaya ini terletak di kecamatan Seberida dan Kecamatan Kelayang.
Danau Raja sebagai objek wisata alam juga digunakan sebagai pusat kesenian melayu Indragiri dan pusat hiburan rakyat dengan kegiatan tahunan seperti pemilihan raja dan ratu indragiri. Kemudian juga merupakan tempat kegiatan olahraga tradisional seperti pacu sampan. Lokasi terletak di Kecamatan Rengat. Selain itu terdapat juga Danau Menduyan di desa Kota Lama, Danau Hulu di desa Danau baru.
Air Terjun di kabupaten Indragiri Hulu ini terdapat di beberapa Kecamatan, seperti : Air Terjun Sungai Arang di desa Arang, Air Terjun Pontianai di desa Pontianai, Air Terjun Pejangki di desa Pejangki, Air Terjun Nunusan di desa Sanglep, Air Terjun Siamang, Buyung, Pintu Tujuh dan Tembulun di desa Rantau Langsat, Air Terjun Bukit Lancang di desa Tualang Lakat.
Situs Cagar Budaya di Indragiri Hulu ini berupa Kompleks makam Raja-raja yang terdapat dibeberapa lokasi, antara lain : Makam keturunan Raja Indragiri / Mohom Saleh di Tambak, makam Raja Indragiri / Narasinga II di desa Koto Lama, Makam Raja Japura dan Makam Datuk Bendahara idah Hitam di desa Japura, makam Raja Muda di Peranap.
Rumah Tinggi terletak di Kecamatan Rengat ibukota Kabupaten Indragiri Hulu. Rumah Tinggi kerajaan ini merupakan salah satu peninggalan kerajaan Indragiri. Memang saat ini keadaannya masih sederhana dan isinyapun merupakan koleksi peninggalan kerajaan belum terkumpul disana.